Berita selengkapnya.. line-height: 1.4em; /* Fix bug in IE5/Win with italics in posts */ margin: 0; height: 1%; overflow: visible; } .post-footer { font-size: 80%; color: #8facc8; } .uncustomized-post-template .post-footer { text-align: right; } .uncustomized-post-template .post-footer .post-author, .uncustomized-post-template .post-footer .post-timestamp { display: block; float: left; text-align: left; margin-right: 4px; } p.comment-author { font-size: 83%; } .deleted-comment { font-style:italic; color:gray; } .comment-body p { line-height: 1.4em; } .feed-links { clear: both; line-height: 2.5em; margin-bottom: 0.5em; margin-left: 29px; } #footer .widget { margin: 0; padding-top: 0; padding-right: 0; padding-bottom: 15px; padding-left: 55px; color: #fef6ee; font-size: 90%; line-height: 1.4em; background: url(http://www.blogblog.com/thisaway_blue/icon_footer.gif) no-repeat 16px 0; } /* lists ----------------------------------------------- */ .post ul { padding-left: 32px; list-style-type: none; line-height: 1.4em; } .post li { padding-top: 0; padding-right: 0; padding-bottom: 4px; padding-left: 17px; background: url(http://www.blogblog.com/thisaway_blue/icon_list_item_left.gif) no-repeat left 3px; } #comments ul { margin: 0; padding: 0; list-style-type: none; } #comments li { padding-top: 0; padding-right: 0; padding-bottom: 1px; padding-left: 17px; background: url(http://www.blogblog.com/thisaway_blue/icon_comment.gif) no-repeat left 3px; } .sidebar ul { padding: 0; list-style-type: none; line-height: 1.2em; margin-left: 0; } .sidebar li { padding-top: 0; padding-right: 0; padding-bottom: 4px; padding-left: 17px; background: url(http://www.blogblog.com/thisaway_blue/icon_list_item.gif) no-repeat left 3px; } #blog-pager-newer-link { float: left; margin-left: 29px; } #blog-pager-older-link { float: right; margin-right: 16px; } #blog-pager { text-align: center; } /* links ----------------------------------------------- */ a { color: #4386ce; font-weight: bold; } a:hover { color: #2462a5; } a.comment-link { /* ie5.0/win doesn't apply padding to inline elements, so we hide these two declarations from it */ background/* */:/**/url(http://www.blogblog.com/thisaway_blue/icon_comment.gif) no-repeat left 45%; padding-left: 14px; } html>body a.comment-link { /* respecified, for ie5/mac's benefit */ background: url(http://www.blogblog.com/thisaway_blue/icon_comment.gif) no-repeat left 45%; padding-left: 14px; } .sidebar a { color: #599be2; } .sidebar a:hover { color: #3372b6; } #header h1 a { color: #eef6fe; text-decoration: none; } #header h1 a:hover { color: #b4c7d9; } .post h3 a { text-decoration: none; } a img { border-width: 0; } .clear { clear: both; line-height: 0; height: 0; } .profile-textblock { clear: both; margin-bottom: 10px; margin-left: 0; } .profile-img { float: left; margin-top: 0; margin-right: 5px; margin-bottom: 5px; margin-left: 0; padding: 3px; border: 1px solid #bdd4eb; } .profile-link { padding-top: 0; padding-right: 0; padding-bottom: 0; padding-left: 17px; background: url(http://www.blogblog.com/thisaway_blue/icon_profile_left.gif) no-repeat left 0; } /** Page structure tweaks for layout editor wireframe */ body#layout #main, body#layout #sidebar { padding: 0; } -->

Rabu, 14 Januari 2009

Berharap TBS Naik



Seorang pekerja sedang menaikkan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit ke atas truk sebelum dibawa ke pabrik di Airbatu Asahan Sumut. Para petani kelapa sawit berharap harga kelapa sawit yang merupakan sumber mata pencarian masyarakat di Sumut bisa kembali naik (Bisnis / Andy Rambe)

Berita selengkapnya ..

Putusan BBM Turun


Aktivitas salah satu SPBU di Jalan Brigjend Katamso Medan. Pemerintah akan kembali menurunkan harga BBM pada 15 Januari 2009 sebesar Rp4.500 per liter dari Rp5.000 perliter, setelah sebelumnya turun dari Rp6.000 menjadi Rp5.000 perliter pada Desember 2008 lalu. (BISNIS/ANDI RAMBE)

Berita selengkapnya ..

PTPN IV siapkan belanja modal Rp1,8 triliun

oleh: Master Sihotang

MEDAN: PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV Medan tahun ini menyediakan belanja modal sebesar Rp1,8 triliun untuk menghindari pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan yang selama ini jumlahnya telah berlebih.

Direktur Utama PTPN IV Medan Dahlan Harahap mengemukakan belanja modal Rp1,8 triliun itu diantaranya dialokasikan untuk perluasan areal perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Mandailing Natal sehingga bisa menampung tenaga kerja yang jumlahnya signifikan.

Dia mengakui sekitar 4.000 karyawan PTPN IV terutama yang selama ini berkerja di perkebunan the, berlebih namun manajemen berupaya maksimal untuk dilakukan PHK.

‘’Manajemen berupaya sekuat tenaga untuk menghindari PHK dengan jalan meningkatkan belanja modal tahun ini menjadi Rp1,8 triliun yang sebagian besar diperuntukkan membuka areal perkebunan baru dengan pola inti-plasma di Sumut,’’ katanya.

Selain di Mandailing Natal, tutur dia, PTPN IV juga sudah membuka areal baru di Ajammu III, Kabupaten Labuhan Batu seluas 5.000 ha untuk menampung limpahan tenaga kerja dari perkebunan teh yang luasnya semakin diciutkan karena selalu mengalami kerugian dalam beberapa tahun terakhir.

‘’Kami selalu berupaya menghindari PHK walaupun saat ini total karyawan PTPN IV mencapai 32.000 orang. Idealnya karyawan PTPN IV antara 28.000-29.000 orang.’’

Dia menjelaskan pengembangan perkebunan kelapa sawit di Mandailing Natal, selain dimaksudkan menghindari PHK karyawan, juga menaikkan nilai perusahaan dimana pada tahun lalu telah mencetak keuntungan kotor sekitar Rp1,2 triliun.

‘’Di masa mendatang, tanaman sawit tetap memiliki prospek seiring dengan mengecilnya minyak fosil. Memang harga minyak kelapa sawit tahun lalu akan berimbas pada 2009. Harga minyak kelapa sawit diduga tidak akan lebih US$700 per ton karena permintaan pasar luar negeri sedikit menurun,’’ tuturnya.

Direktur Produksi PTPN IV Balaman Tarigan menambahkan produktivitas tanaman kelapa sawit PTPN IV meningkat menjadi 22,1% atau naik dari kondisi 2007 sebesar 21,4%. Sedangkan rendemen minyak sawit, lanjutnya, tahun lalu juga mengalami peningkatan menjadi 23,5% dari 23% periode sebelumnya. “Walaupun kenaikannya hanya 0,5%, secara kumulatif volumenya relatif besar,” ujarnya.

Berita selengkapnya ..

REI Sumut perjuangkan pembebasan retribusi IMB

oleh: Master Sihotang

MEDAN: DPD Real Estat Indonesia (REI) Sumut mendekati DPRD dan Pemkot Medan agar membebaskan anggota REI dari pungutan retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Rumah Sehat sederhana (RSh) dan Rumah susun sederhana (Rusuna) untuk mengejar target pembangunan rumah di Sumut.

Ketua DPD REI Sumut Rusmin Lawin mengakui organisasi yang dipimpinnya berupaya mendekati DPRD dan Pemkot Medan agar merevisi peraturan daerah (perda) No. 2/1999 mengenai pembangunan rumah di Medan yang mana RSh dan Rusun masih dikenakan tarif IMB.

“Kami mau menyatukan persepsi dulu dengan anggota legislatif dan aparat Pemkot Medan. Setelah itu, REI minta merevisi perda yang masih mencamtumkan retribusi untuk RSh dan Rusun,” ujarnya.

Menurut dia, DKI Jakarta dan Jawa Tengah sudah membebaskan retribusi pembangunan RSh dan Rusun, sehingga pengembang mampu mempercepat penataan lokasi-lokasi kumur di Jakarta dan Jawa Tengah.

Malahan, tuturnya, di Jateng lebih maju lagi karena seluruh kabupaten dan kota sudah diinstruksikan gubernur tidak memungut retribusi IMB dari RSh dan Rusuna.

Upaya kedua, kata mantan Sekretaris DPD REI Sumut itu, REI berupaya mendorong Pemkot Medan merevisi Rencana Umum Tata Ruang (RUTR), sehingga penataan kota Medan semakin terarah dan indah. Saat ini, lanjutnya, ada sejumlah pengembang yang meluruskan Sungai Deli dan tidak mengindahkan sempadan sungai 12 meter dari bibir sungai harus kosong.

“Hal seperti ini tidak perlu terjadi jika semua pihak menyadari bahwa penataan kota Medan adalah tanggung jawab bersama,” tuturnya.

Sementara itu, Putrama Alkhairi, anggota DPRD Sumut dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) mengakui penataan kota Medan sudah banyak yang salah dan menyimpang, sehingga tata kota Medan semakin semraut dan tidak beraturan.

Karena itu, katanya, seluruh pemangku kepentingan agar duduk bersama merumuskan apa yang akan diperbuat untuk menata kembali kota kebanggaan masyarakat Sumut ini. ‘’Pembangunan di Medan saat ini, selain tidak terpola juga tidak memiliki perencanaan yang panjang, sehingga dimana-mana yang muncul adalah rumah toko.’’

Sebagai anggota dewan di Pemkot Medan, dirinya sudah berulangkali mendesak pemerintah kota Medan agar merevisi RUTR dan Perda No. 2 tahun 1999, supaya ada keseragaman bentuk dan kawasan kota semakin tertata.

Berita selengkapnya ..

‘’Pemerintah kurang perhatikan budi daya Kemenyan’

oleh: Dormaulina Sidabutar

MEDAN: Pemerintah dinilai kurang memerhatikan pembudidayaan tanaman kemenyan di wilayah Sumut, sehingga saat ini tingkat produksinya semakin menyusut. Padahal tanaman tersebut tahun-tahun silam telah memakmurkan masyarakat di wilayah Tapanuli, dimana harga 1 kg kemenyan setara dengan 100 kg beras.

Penasihat Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Sumut, MPL Tobing mengemukakan menyusutnya produksi tanaman kemenyan di wilayah Sumut disebabkan kurangnya perhatian pemerintah dalam melestarikan kemenyan sebagai salah satu tanaman yang bisa menopang kehidupan petani Sumut.

‘’Tanaman ini hanya dapat tumbuh di beberapa negara di Asia diantaranya China dan Indonesia. Sementara di Indonesia hanya bisa tumbuh di daerah tertentu seperti Sumut dan Sumsel,’’ katanya di Medan, hari ini.

Dia menjelaskan daerah-daerah sentra produksi kemenyan di Sumut yakni Toba Samosir, Humbang Hasundutan, Tapanuli Utara dan beberapa daerah lainnya.

Tanaman kemenyan yang ada di daerah Sumut, tuturnya, tumbuh alami tanpa jamahan tangan manusia sehingga sudah menjadi tanaman liar. Padahal, tanaman ini bernilai ekspor karena dibutuhkan beberapa negara seperti India dan negara Eropa untuk keperluan ritual ibadah.

‘’Sayangnya budi daya tanaman ini terabaikan begitu saja. Seharusnya pemerintah daerah di Sumut ini memberi perhatian serius terhadap budi daya tanaman ini karena bisa menjadi salah satu komoditas pertanian andalan Sumut.’’

Dia mengungkapkan HKTI Sumut sudah berulang kali mengajukan usulan kepada pemerintah daerah untuk memerhatikan serius budi daya tanaman kemenyan, namun sampai sekarang tidak ada aksi nyata.

Berita selengkapnya ..


SINERGI BI-TELKOM SUMATRA:
Executive General Manager (EGM) PT Telkom Divre I Sumatra, Muhammad Awaluddin (dua dari kanan) sedang bersalaman dengan Manajer Perwakilan Bisnis Indonesia area Sumut&NAD, Yusran Yunus (dua dari kiri, pakai dasi), seusai pertemuan terkait kerjasama sinergis Bisnis Indonesia-Telkom Sumatra dalam peran serta membangun Information, Communication&Technology (ICT) di wilayah Sumatra, tadi siang di Medan, Sumut.

Berita selengkapnya ..

Loper ke Istana, sebuah Khayalan?

Oleh: Laris Naibaho

Selasa, (29/12) pukul 12.55, saya menerima telepon dari teman, Rina Ginting. “Bang, jangan pakai teleponnya dulu. Pak TeBe mau bicara.”
Wehehe. Hati saya bergolak gembira,kendati sedikit terkejut. Bukan apa-apa, saya akan ditelepon seorang public figure, pensiuanan Jendral, dan mantan Menteri Aparatur Negara, yang dua hari sebelumnya sukses menghibur rakyat jelata di Jakarta Convention Centre yang menghadirkan Presiden Susilo Bambang Yudhono, Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan orang – orang penting lainnya di Indonesia saat perayaan Natal Bersama 27/12.

Peristiwa tersebut saya sebutkan sebagai anugrah. Apakah sikap saya ini berlebihan saya tidak tahu. Karena jangankan dari seorang mantan menteri, sms seorang Pemimpin Perusahaan, CEO atau Pemimpin Umum sebuah penerbitan saja bagi saya adalah peristiwa penting dan bersejarah. Biasanya jika itu terjadi, pasti akan saya catat dalam agenda, hari, tanggal, bulan, tahun, detik, menit dan jamnya. Apalagi kalau sampai telepon. Karena, pengalaman selama 33 tahun menjadi pedagang media cetak, hanya ada satudua PP,CEO,PU yang sudi meng sms “jongos”nya—para agen media cetaknya. Apalagi sampai menelpon. Mungkin meng sms atau menelpon jongosnya, martabatnya menjadi “berkurang” . Padahal , sesungguhnya para agen itu merindukan, terutama di saat-saat hari besar, Idul Fitri, Natal atau Tahun Baru. Tapi jangankan meng sms. Menjawab sms aja…hehe he.

Beberapa hari sebelumnya, saya memang diundang makan siang oleh Ompung TB (sebutan untuk TB Silalahi) di Hotel Shangrilla. Weh, kren deh. Tidak ada hubungannya dengan profesi saya sebagai loper. Tapi, karena saudara tertua saya Sinur Naibaho, dijadikan “Bintang”pada perayaan Natal 27/12 tersebut.

Saudara saya itu menjadi bintang, bukan karena cantik, pintar, dan apalagi karena kaya. Dia hanya punya “prestasi” yang menurut TB Silalahi sangat luar biasa, dan dapat dijadikan sebagai contoh dalam menghadapi Krisis Finansial yang terjadi.
Sinur Naibaho hanya tamatan Sekolah Dasar. Dahulu SR. Tapi dia gigih membantu orangtuanya marrengge-rengge (berniaga macam-macam, seperti, tomat, cabe, sayuran dan lain-lainnya) sehingga bisa menghidupi adiknya sebanyak 17. Dan setelah itu, dia mampu pula menyekolahkan 2 putra dan 1 putri ke jenjang S1, salah satunya tamat dari UI.

Pada saat makan siang itulah, saya menyerahkan dua buku yang saya tulis : Bincang Canda Imajiner, dan Lopertika, yang menurut TB Silalahi dibacanya sampai tuntas dan karena sangat tertarik dengan isinya, buku tersebut diberikan kepada Sudi Silalahi, kini menjadi Sekrtaris Kabinet, seorang Jendral dan mantan…
“Amang Laris, sebentar lagi Pak Sudi Silalahi mau bicara…”
Jantung saya, deg…deg. Degdegan lah. Betapa tidak degdegan, seorang sirkulator yang baru 2 tahun saja bekerja di sebuah penerbitan bisa membuat saya degdegan, karena otoritasnya.

“Horas Amang,”sapa Pak Sudi Silalahi dari seberang sana.
“Horas, matutu,” jawabku dengan degup jantung yang lebih kencang.
“Sudi Silalahi do au—Saya Sudi Silalahi,” ujarnya, dengan nada santun, lembut dan tidak sedikitpun berciri militer yang dulu sangat menakutkanku.

“Sudi Silalahi Sekab i?” tanyaku, mulai tenang.
“Botul, amang?—benar, Pak” “Bah, ai aha do amang na porlu, na adong do salakku?—Apa yang perlu, Pak. Apa ada kesalahanku?” jawabku, dengan agak bercanda, karena itu tadi, suara dari seberang sana sangat santun dan bersahabat. “Daong. Alai au anggota ni Amang do!—Ah, tidak. Tapi Saya ini anggotanya, bapak.”
Aku diam sejenak. Tak langsung menjawab. Pikiranku liar, kok bisa? Padahal saya tidak memiliki partai bahkan tidak anggota partai manapun.
“Aaaa, na margait do Amang?—Ah, yang bercandanya bapak?Bagaimana mungkin?”
“Begini, saya sudah membaca buku karya Amang. Sepanjang perjalanan dalam pesawat aku menangis. Tidak habis-habisnya air mataku mengalir. Saya tidak tahu harus mengatakan apa…”
“Kok, seperti itu,Amang?”
“Itulah. Membaca buku itu, membuat saya menerawang ke tahun 1967-1969 ketika saya sekolah di Bandung. Saat itu, untuk bisa membayar uang sekolah dan kebutuhan sehari-hari, saya menjadi loper. Yah, jadi Loper,” paparnya.
Dia diam sejenak. Sepertinya dia masih menahan perasaannya. Perasaanku menyibak, tangan kirinya memegang HP, tangan kanannya pasti menyeka air matanya.
“Loper itu sangat berjasa, Amang. Tapi orang tidak peduli. Dia mengantar dan mengantar.Dia bekerja dan bekerja. Tidak mengeluh, tapi luput dari perhatian…”
Aku diam mendengar.
“Karena itulah, Amang. Kalau nanti saya sudah sampai di Jakarta, saya akan mengontak Amang. Amang mau iya? Loper kita hadirkan ke Istana, bertemu Presiden. Pemerintah harus bangga bahwa ada Loper yang menjadi jembatan pendistribusian informasi…”
“Makanya ada Loper’s Day, Amang. Dan sudah 4 kali berlangsung,”potongku.
“Saya sudah tahu semua dari buku Amang. Tapi tidak mungkin semua loper ke Istana. Perwakilan saja, iya Amang,” pintanya dengan ucapan yang sangat santun.
“Baiklah, pak Sudi,” jawabku.

Aku diam. Membisu sejenak. Khayalku berkelana, dan melintaslah wajah-wajah sahabat para loper, sahabatku ; Agung Adi Prasetio, Sugeng Hari Santoso, Margiono, Dahlan Iskan, Kamsul Hasan, Wim Tangklisan, Leo Batubara, Ahmad Jauhary, Suryo Pratomo, Kristanto, Dedik Pristiwanto, Saur Hutabarat, Erick Tohir, Hari Tanu, Surya Paloh dan terutama Jakob Oetama. Satu persatu mereka menyenyumiku lembut. Punggungku di tepuk-tepuk dan bibir mereka mengalunkan, mirip slogan SBY, “Bersama Kita Bisa…Jangan ragu bung Laris Naibaho, kami ada di belakang dan siap membantu para loper.”
Pelan-pelan kelopak mataku mengatup dan air mata mengalir perlahan…
(Selamat Tahun Baru loperku
Selamat Tahun Baru teman-teman Agen Media Cetak
Selamat Tahun Baru Insan Wartawan Indonesia
Selamat Tahun Baru Sirkulator—Bersatulah meningkatkan minat baca bangsa.)

*** Laris Naibaho (masih tetap menjadi loper—tinggal di Jakarta—Ketua Umum Yayasan Loper Indonesia)

Berita selengkapnya ..

Pertamina Sumbagsel amankan pasok BBM

PALEMBANG (Antara): Pertamina wilayah pemasaran Sumatera bagian selatan (Sumbagsel) siap mengamankan pasokan bahan bakar minyak (BBM) menjelang pemberlakuan harga baru BBM mulai 15 Januari 2009.

Humas Pertamina Sumbagsel, Robert MV mengemukakan pihaknya telah melakukan persiapan jauh hari sebelum penurunan BBM itu dilakukan.

Menurut dia, persiapan yang dilakukan sebelum penurunan BBM itu dilaksanakan antara lain memberikan pelayanan dengan sistem setor angkut. Maksudnya, SPBU yang memesan BBM satu hari sebelum BBM diantarkan dapat menerima BBM di hari yang sama. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi adanya lonjakan permintaan BBM di saat pemberlakuan harga baru BBM.

Pihaknya juga berkoordinasi dengan Hiswana Migas setempat untuk mengamankan dan memonitoring persedian BBM di SPBU agar tidak terjadi kekurangan persediaan BBM.

Selanjutnya dari sisi suplai dan distribusi dengan menambah armada angkutan BBM (mobil tanki) dengan pola tarif armada mobil tanki dengan pola sewa yang sudah ada.
Ia menyatakan, untuk wilayah Sumatera Selatan, Pertamina menambah 10 armada dari 57 armada yang ada, Lampung menambah 10 armada dari 60 armada, Jambi 10 armada.

Kemudian Bengkulu dua armada dari 13 armada yang ada, dan Bangka Belitung menambah satu armada dari 18 armada yang ada.

Selain itu, jam kerja operasional depot diperpanjang mulai dari pukul 07.00 WIB pagi sampai pukul 24.00 WIB atau sampai DO terakhir terlayani dan mengamankan stok BBM yang ada di depot-depot Pertamina.

‘’Melalui berbagai persiapan itu maka dapat dikatakan Pertamina siap menjamin ketersediaan BBM bagi masyarakat agar tidak terjadi kembali kondisi dimana masyarakat justru kesulitan mendapatkan BBM disaat harga BBM diturunkan,’’ tandasnya.

Berita selengkapnya ..

Batam mutakhirkan data warga miskin

Oleh: Antara

BATAM (Antara): Pemerintah Kota (Pemkot) Batam akan membentuk tim penetapan kriteria warga masyarakat miskin menjelang pelaksanaan validasi/pemutakhiran data dasar warga masyarakat miskin Kota Batam tahun 2009.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam dr Mawardi Badar menyebutkan, tim dan validasi diharapkan mewujudkan database masyarakat miskin yang akurat, objektif dan dapat
dipertanggungjawabkan.

Menurut dia, kegiatan itu untuk memaksimalkan layanan kesehatan masyarakat miskin setelah pada tahun 2008 Dinkes menetapkan jumlah masyarakat miskin Kota Batam adalah 33.408 rumah tangga miskin atau 127.732 jiwa.

Data tersebut diperolehnya dari Badan Pusat Statistik yang merujuk kepada hasil sensus tahun 2006, kemudian Dinkes dengan PT Askes melakukan pemutakhiran data dengan melibatkan camat dan lurah.

‘’Hasil validasi itu masih berubah, dan perlu dievaluasi lagi, dengan berpedoman pada data dasar sistem informasi dan administrasi kependudukan Dinas Kependudukan Kota Batam,’’ kata Mawardi.

Validasi dan hasilnya untuk tahun 2009, lanjut dia, direncanakan tidak hanya untuk menunjang program Askeskin/Jamkesmas, atau berobat gratis di puskesmas tapi juga dipakai untuk pelaksanaan kegiatan subsidi lainnya.

Dalam pertemuan dengan pejabat teras Pemkot Batam, Selasa, Wakil Ketua DPRD Kota Batam Aris Ardi Halim menyebutkan, gagasan memutakhirkan data warga miskin berawal dari rapat panitiua anggaranan DPRD yang mengevaluasi Jamkesmas Kota Batam yang kuotanya 127.732 orang.

Ternyata dilapangan, setelah tim mendapatkan data dari Dinkes terdapat kelebihan 17 ribu orang dariu kuota.

Atas hal tersebut, Panggar DPRD berkesimpulan data masyarakat miskin tahun 2006/2007 yang divalidasi BPS bersama camat dan lurah, tidak valid karena pergeserannya besar.

Berita selengkapnya ..